Hypnosis
Selama Kehamilan, Persalinan, dan Periode Postnatal untuk Mencegah Depresi
Pasca Melahirkan
Dosen
Pembimbing:
Susanti
Pratamaningtyas, S.ST, M.Keb

Disusun
Oleh :
Yuni
Latifah/1-B
1202200080
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI
KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN AJARAN
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hypnosis Selama Kehamilan,
Persalinan, dan Periode Postnatal untuk Mencegah Depresi Pasca Melahirkan ”
dengan
tepat waktu.
Makalah ini tentunya tidak luput
dari campur tangan orang-orang yang ikut membantu kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
1. Dwi
Estuning Rahayu, S.Pd. S.Kep.Ns, M.Sc. selaku kepala Program Study Kebidanan
Kediri yang telah memberikan fasilitas dalam pembuatan makalah ini,
2. Susanti
Pratamaningtyas, S.ST, M.Keb selaku
dosen mata kuliah Konsep Kebidanan yang telah membimbing kami,
3. Teman-teman
yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Pepatah
mengatakan “ tak ada gading yang tak retak ” begitu juga dengan makalah ini
yang masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kesempurnaan tugas selanjutnya.
Harapan
kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Kediri,
5 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Metode Penulisan
2
1.4 Tujuan Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gangguan Emosional Setelah Melahirkan
3
2.2 Pengertian
Hipnosis
4
2.2.1 Hipnosis Selama proses persalinan
4
2.2.2
Tujuan Hipnosis Selama Melahirkan
4
2.2.3
Manfaat Hipnosis untuk Melahirkan
5
2.2.4
Tingkat Keefektifan Hipnosis
6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada umumnya mayoritas wanita selama
masa kehamilan dan pascanatal banyak mengalami depresi atau gangguan psikologis
yang banyak dipengaruhi oleh faktor sosial,fisik, dan psikologis. Beberapa faktor sosial, fisik dan psikologis
tersebut, dapat timbul dari lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitarnya, misalnya konflik perkawinan, ketakutan
terhadap proses melahirkan,pelahiran traumatik yang dialami sebelumnya dan
ketidakpastian situasi sosial di lingkungan sekitarnya.
Gangguan–gangguan psikologis yang muncul misalnya mudah tersinggung, mudah marah, cemas, terlalu sensitif, gangguan pola tidur, , kehilangan minat atau kesenangan dalam kegiatan sehari-hari, kecemasan, iritabilitas, insomnia, perasaan bersalah, ketakutan yang tidak rasional dan pikiran bunuh diri dalam tiga bulan pertama setelah melahirkan. Gangguan psikologis tersebut akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak dan ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam waktu yang sangat singkat atau bahkan bisa selama berbulan–bulan atau bertahun – tahun lamanya. Berdasarkan penyelidikan rahasia yang dilakukan di Inggris tentang Kematian Maternal melaporkan, bahwa kematian akibat sakit mental/gangguan psikologis merupakan penyebab utama kedua mortalitas maternal. Jika seluruh kematian dalam kategori dicatat dengan akurat, penyakit mental dapat menjadi penyebab utama kematian .
Debat yang ditemui di area-area
literatur psikologi dan sosiologi berhubungan dengan apakah depresi dalam
periode pascanatal merupakan suatu kondisi medis atau merupakan konsekuensi
dari lingkungan sosial yang negatif , sehingga memengaruhi hasil akhir
emosional akibat kehamilan dan persalinan. Dari perspektif psikologi, tidak ada
keraguan bahwa ada sejumlah besar wanita yang mengalami distres emosional
akibat kehamilan sehingga memengaruhi kualitas hidup mereka. Prevelensi depresi
pascanatal tercatat antara 11%dan 17%(Pitt,1968:paykel et al.1980;Kumar dan
Robson,1984; Buku Ajar Konsep Kebidanan,halaman126). Namun sebuah penelitian
yang dilakukan di praktik umum, tempat wanita mengunjungi dokter umum secara
rutin selama periode pascanatal, menemukan bahwa 24% ibu muda mengalami depresi
antara 3 bulan dan 1 tahun setelah melahirkan (Blacker,1989;Buku Ajar Konsep
Kebidanan,halaman 126).
Berkaitan dengan hal tersebut, metode nonfarmakologis seperti metode hipnosis tampaknya lebih diinginkan masyarakat untuk mengatasi masalah ini karena mayoritas masyarakat saat ini mulai menyadari betapa rentannya janin terhadap ancaman lingkungan, terutama pada substansiyang tidak alami atau buatan.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah
metode hipnosis dapat mencegah risiko terkena depresi selama kehamilan,
persalinan dan pasca melahirkan ?
2. Bagaimana
tingkat keefektifan metode hipnosis dalam upaya pencegahan risiko terkena depresi selama kehamilan,
persalinan dan pasca melahirkan ?
1.3 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan dua
metode. Pertama metode deskripsi dengan menentukan hal-hal yang hendak diamati
dan kedua metode komparatif dengan membanding satu dengan yang lainnya.
1.4 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui bahwa metode hipnosis dapat dimanfaatkan untuk mencegah risiko terkena depresi
selama kehamilan, persalinan dan pasca melahirkan.
2.
Untuk mengetahui tingkat keefektifan metode hipnosis dalam upaya pencegahan risiko terkena depresi
selama kehamilan, persalinan dan pasca melahirkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Gangguan Emosional Setelah Melahirkan
Secara tradisional, gangguan mood setelah melahirkan
diklasifikasikan sebagai blues,
depresi pascanatal dan psikosis puerperal (pascanatal). Depresi pascanatal
didefinisikan sebagai “gangguan depresi-bukan psikotik yang timbul selama tahun
pertama setelah wanita melahirkan”(Levy dan Kline,1994,halaman 154). Depresi
akibat persalianan dapat dilihat melalui suatu dimensi yang sama dengan dimensi
pada banyak bentuk gangguan psikologis. Gangguan psikologis ini dapat berkisar
dari ansietas dan gangguan ketidakstabilan mood-yang sering diistilahkan
“kemurungan”-sampai gangguan psikotik pascapartum. Gangguan psikotik
pascapartum biasanya bersifat sementara,
berlangsung selama 24-48 jam, terjadi antara hari ketiga dan kesepuluh
serta dialami oleh hampir 80% ibu (Riley, 1995). Para ibu yang mungkin merasa
kecewa tampaknya merupakan masalah yang sepele (Kotak 14.15), tetapi terkadang masalah
ini timbul sebagai masalah utama. Manifestasi paling serius dari penyakit
psikiatrik pascanatal dan psikosis puerperal jarang terjadi dengan angka
insiden 12/1000 kelahiran , tetapi sangat berbahaya (Brockington dan
Cox-Ruper,1988).
Diagnosis gangguan emosional pascanatal yang paling sering terjadi
adalah depresi. Depresi adalah keadaan seseorang yang telah mengalami suatu
kekecewaan hebat atau kehilangan pribadinya. Jiwanya tertekan dengan adanya
gejala-gejala sebagai rasa sangat sedih dan hilangnya kegembiraan, rasa lelah
dan letih, tanpa nafsu makan dan sukar tidur. Mentalnya juga terganggu seperti sering
termenung dengan pikiran-pikiran khayal, konsentrasinya berkurang, bimbang dan
sukar mengambil keputusan. Depresi postnatal kadang-kadang terjadi pada wanita
segera sesudah persalinan (maka lebih tepat disebut depresi postpartum),
mungkin disebabkan oleh perubahan-perubahan hormonal, sebagaimana halnya pula
dengan depresi postmenopausal pada wanita sesudah berhenti haid (Tjay dan
Rahardja, 2002).
Oleh karena itu, depresi sering dikategorikan sebagai gangguan
minor atau mayor. Depresi pada seluruh penduduk rata-rata berlangsung selama 8
bulan; sebaliknya depresi pascanatal berlangsung rata-rata selama 14 bulan (Blaker,1989).
Istilah “disforia”(“bosan”,iritabilitas,lesu)sering kali digunakan untuk
membedakan bentk depresi ringan dan gangguan deprsi mayor,yakni saat individu
mengalami gejala, seperti mood rendah yang persisten, kehilangan rasa
ketertarikan (kadang-kadang pada dirinya), merasa tidak berharga, kurang motivasi
dan dorongan. Anderson et al.(1994) mengidentifikasi bahwa wanita yang
mengalami gejala depresi selama masa kehamilannya. Selain itu, mereka menemukan
bahwa wanita yang mengalami mood depresif cenderung memperlihatkan sikap dan
persepsi negatif yang lebih banyak, terutama cita tubuh dan toleransi nyeri.
2.2 Pengertian Hipnosis
Hipnotis pada umumnya terkait dengan pengenalan sebuah prosedur selama subyek tersebut disugesti untuk mengalami suatu pengalaman imajinatif. Induksi Hipnotis merupakan sugesti inisial yang luas menggunakan imajinasi seseorang dan mungkin mengandung perincian lebih lanjut pada introduksinya. Sebuah prosedur Hipnotis biasanya digunakan untuk memberikan dukungan dan mengevaluasi respon sugesti. Ketika menggunakan hipnotis, seseorang (subyek) dipimpin oleh orang lain (hypnotist) untuk memberikan respon terhadap sugesti untuk berubah pada pengalaman subyektifnya, perubahan persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau tingkah laku. Orang tersebut dapat juga mempelajari Hipnotis diri sendiri (self hypnosis) yang merupakan tindakan untuk mengatur prosedur hipnotis atas kemauan orang tersebut. Jika subyek berespon terhadap sugesti hipnotis, umumnya menandakan bahwa Hipnotis telah berhasil dilakukan. Banyak pihak meyakini bahwa respon Hipnotis dan pengalaman merupakan karakteristik keadaan hipnotis. Di lain pihak, diyakini bahwa penggunaan kata ‘Hipnotis’ tidak diperlukan sebagai bagian dari induksi hipnotik, sedangkan pihak lain meyakini bahwa hal tersebut penting.
2.2.1 Hipnosis Selama proses persalinan
Selama proses persalinan, hipnosis
akan memungkinkan Anda untuk mengingat secara penuh pengalaman persalinan anak
Anda. Pikiran bawah sadar diberikan saran positif dan keyakinan tentang persalinan,
dan ibu hamil dibuat langsung rileks baik secara fisik dan mental sehingga ia
dapat memiliki persalinan alami lebih mudah dan lebih nyaman. Hipnosis
digunakan dalam melahirkan tanpa rasa sakit untuk mengajarkan ibu hamil cara
untuk mencapai tingkat relaksasi, menghilangkan rasa takut yang menyebabkan
stres dan ketegangan yang akhirnya menyebabkan rasa sakit.
2.2.2 Tujuan Hipnosis
Selama Melahirkan
1. Hipnosis membantu ibu hamil untuk mempersiapkan
kelahiran bayinya dengan cara yang membantu dia sepenuhnya menikmati sisa
kehamilannya dalam kesehatan dan kedamaian, sehingga ia bersemangat menantikan
hari kelahiran dan pengalaman memberikan kehidupan kepada bayinya yang baru
lahir
2. Untuk membantu bayi dilahirkan sebagai lembut dan
seaman mungkin, sehingga mereka masuk ke dalam dunia yang penuh sukacita dan
heran, tenang dan damai
3. Untuk mendidik komunitas medis tentang manfaat
melahirkan normal, bagaimana bekerja dengan pasangan yang telah memilih ini
cara yang mengagumkan untuk melahirkan, dan menghormati pilihan setiap wanita
hamil saat ia datang kepada mereka untuk melakukan perawatan prenatal dan
bantuan pertolongan persalinan.
4. Untuk mendidik masyarakat tentang melahirkan normal
dan menuju pengalaman lebih tenang, lebih mudah dan lebih menyenangkan bagi
semua yang terlibat dalam proses melahirkan.
2.2.3
Manfaat Hipnosis untuk Melahirkan
1. Sangat mengurangi dan sering menghilangkan kebutuhan
obat-obatan kimia untuk penghilang rasa sakit yang mungkin memiliki efek
samping yang tidak diinginkan
2. Mengurangi kemungkinan dan resiko bedah caesar
3. Risiko
depresi pasca-natal sangat berkurang, dan dalam banyak kasus dihilangkan
4. Dapat
mempersingkat fase kala I sampai 4 jam
5. Mengurangi
resiko kerusakan dasar panggul
6. ibu lebih waspada,
segar, terjaga dan energik
7. Membantu
menjaga oksigen yang dipasok ke bayi selama persalinan sehingga bayi tetap
tenang
8. Mengurangi
kebutuhan episiotomi
9. Mengurangi
dan sering menghilangkan kelelahan selama dan setelah bersalin
10. pendamping
diajarkan bagaimana dukungan secara fisik dan emosional ibu selama proses
bersalin
11. Mengajarkan
teknik pernafasan kuat efektif yang memungkinkan ibu untuk lembut membawa
bayinya ke dunia tanpa kekerasan
12. Menghilangkan
risiko hiperventilasi dan kecemasan melalui penggunaan metode pernapasan yang
tepat dan teknik self-hypnosis
13. Seringkali,
bayi lebih waspada dan konten dan kemudian tidur dan makan lebih baik setelah
pengalaman melahirkan dengan menggunakan hypnosis
14. Penyembuhan
ibu dan waktu pemulihan berkurang.
2.2.4
Tingkat Keefektifan Hipnosis
Riset telah memiliki kecenderungan untuk menggelakkan efektivitas hipnosis
dalam mengontrol nyeri persalinan (Spanos at al.1994). Namun, penelitian
terkendali acak ( randomized controlled
trial, RCT) yang melibatkan 82 orang
ibu, yang kurang di perhatian Spons, telah menunjukkan manfaat yang jelas dari
hipnosis (Freeman et al.1986). Berdasarkan perolehan statistik (p=0,08) yang signifikan, adalah 52%
kelompok pengguna hipnosis merasa puas dengan proses persalinan mereka.
Hipnosis merupakan salah satu metode nonfarmakologis yang tidak menggunakan
medikasi atau obat-obatan sehingga menjadikan metode hipnosis lebih diinginkan masyarakat
karena kini masyarakat mulai menyadari akan mudah rentannya janin terhadap
ancaman lingkungan, terutama pada substansi yang tidak alami atau buatan. Di
samping itu , hipnosis merupakan metode nonfarmakologis yang memiliki
kemungkinan kendali maternal lebih besar .
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Hipnosis dapat dijadikan salah satu metode terapi
nonfarmakologis untuk mencegah risiko terkena depresi selama kehamilan,
persalinan dan pasca melahirkan tanpa menimbulkan rasa sakit pada bagian tubuh
pasien.
2.
Hipnosis yang diajarkan oleh praktisi yang
berkualitas, kemudian dilakukan sendiri dan terbukti efektif menurunkan
risiko terkena depresi selama kehamilan, persalinan dan pasca melahirkan.
3.
Pada periode antenatal, Hipnosis dapat digunakan untuk
mengobati morning sickness,
konstipasi, dan insomnia.(Brann,1995)
DAFTAR PUSTAKA
·
Henderson, Christine.2005. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
·
http://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/261-keuntungan-dari-hipnosis-dalam-proses-melahirkan.
·
http://google.books (Ilmu
kes masyarakat u mahasiswa kebidanan Oleh Padraig O'Luanaigh & Cindy
Carlson)

0 komentar:
Posting Komentar